Sabtu, 04 Juni 2011

PERON

Peron ....

Inget dulu waktu mo ke semarang naik kereta api "Kaligung Mas". Alat transportasi ini jadi favorit karena bisa menampung banyak orang, waktu tempuh lebih cepat, dan tentunya harganya yang lebih terjangkau untuk kalangan pelajar.

Sehingga tidak heran kalo selalu jadi rebutan banyak orang. Orang2 rela menunggu berjam2 untuk berebut yg satu ini. Desak2kan ga jadi masalah, dapat jatah berdiri juga OK. Tapi klo selanjutnya kecopetan itu jadi masalah dong..hehehe.

Ada kata yang selalu saya ingat ketika masuk ke stasiun kereta api.. ini dia "peron". Merasa tertarik dengan kata ini, coba cari info di internet. Barangkali ada yang pengin tahu, ato baru denger, ato iseng2 ajah silahkan disimak...wekeke

Peron adalah tempat naik-turun para penumpang di stasiun, jadi peron adalah lantai pelataran tempat para penumpang naik-turun dan jalur rel melintas di stasiun. Sekarang ada dua macam konstruksi lantai peron, yaitu yang dibuat sebelum Perang Dunia II umumnya dengan lantai rendah; sedangkan bentuk kedua adalah yang dibangun setelah Proklamasi umumnya dengan lantai modifikasi yang ditinggikan. Dewasa in pada stasiun besar umumnya ada dua macam lantai peron, yang asli berlantai rendah dan yang telah disesuaikan dengan lantai tinggi. Memang pada waktu itu belum ada pemikiran peron tinggi yang memudahkan para penumpang naik-turun kereta. (Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Stasiun_ker...on_stasiun)



kalo emplasemen = peron gak...???

Jelas berbeda, karena emplasemen adalah bagian dari stasiun yang menjadi tempat lokomotif melakukan gerakan langsiran atau aktivitas menyambung/melepaskan rangkaian kereta sekaligus menjadi tempat transit sementara bagi rangkaian-rangkaian KA yang melakukan perjalanan dinas berikutnya (terutama di stasiun besar), sedangkan peron merupakan bagian dari stasiun yang menjadi tempat penumpang menunggu, naik dan/atau turun dari rangkaian KA.