Ridha itu bukan Pasrah
------------------
Kehidupan yang kita alami ada yang mengatur dan menetapkan, Allah tentu yang mengatur semuanya.
Ridha
Allah kepada umatNya adalah berupa tambahan kenikmatan, kasih dan
sayangNya, dan ditinggikan derajat kemuliaannya. Ridha seorang hamba
kepada Allah berarti menerima dengan sepenuh hati aturan dan ketetapan
Allah. Menerima aturan Allah ialah dengan melaksanakan segala
perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya. Adapun menerima
ketetapannya adalah dengan cara bersyukur ketika mendapatkan nikmat dan
bersabar ketika mendapat musibah.
Allah berfirman, ''Sesungguhnya
Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah
keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.'' (QS 13: 11).
Hal ini
berarti ridha menuntut adanya usaha aktif. Berbeda dengan pasrah, sikap
menerima kenyataan begitu saja tanpa ada usaha untuk mengubahnya.
Walaupun di dalam ridha terdapat makna yang hampir sama dengan pasrah
yaitu menerima dengan lapang dada suatu perkara, namun di sana dituntut
adanya usaha untuk mencapai suatu target yang diinginkan atau mengubah
kondisi yang ada sekiranya itu perkara yang pahit. Karena ridha terhadap
aturan Allah seperti sakit adalah dengan berusaha mencari takdir Allah
yang lain, yaitu berobat. Seperti yang dilakukan Khalifah Umar bin
Khathab ketika ia lari mencari tempat berteduh dari hujan deras yang
turun ketika itu. Ia ditanya, ''Mengapa engkau lari dari takdir Allah,
wahai Umar?'' Umar menjawab, ''Saya lari dari takdir Allah yang satu ke
takdir Allah yang lain.''
Ridha mengajak kita untuk optimis. Optimis dan yakin kita bisa menjadi lebih baik.
Jadikan
akhir tahun ini untuk merefleksikan apa-apa yang sudah kita lakukan dan
kita perbuat , sehingga menghadapi tahun yang akan datang bisa lebih
banyak menuai manfaat.Amiin.
Wallahu a'lam.
Kamis, 17 April 2014
Ridha Itu Bukan Pasrah
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar